Para demonstran pasti sangat akrab dengan yang satu ini, bukan peluru tajam atau peluru karet yang ditembakkan polisi, tapi gas air mata. Gas ini cukup ampuh untuk memukul mundur para demonstran. Lalu apakah sesungguhnya gas air mata, dan bagaimana asal-usul gas ini dipakai untuk membubarkan aksi unjuk rasa?
sejarah penggunaan gas air mata dilakukan oleh kepolisian Kota Paris, Prancis. Sekitar tahun 1909, ketika aksi unjuk rasa buruh terus marak, kepolisian Paris mencari akal bagaimana cara membubarkan massa yang terus berkumpul dan mulai bertindak anarkis.
Lalu dipilihlah tepung terigu. Oleh petugas, tepung terigu disemprotkan ke arah kerumunan massa. Kontan saja konsentrasi para pengunjuk rasa pecah. Serentak mereka berhamburan menghindar dari serbuan tepung agar mata tidak perih, kelilipan dan bersin-bersin. Para buruh sibuk mencari air, dan udara segar. Mereka tak hirau lagi akan tuntutan yang awalnya diteriakkan penuh semangat.
Pada aksi berikutnya, para buruh itu sudah kebal, mereka tidak takut lagi dengan semprotan tepung. Kepolisian Paris pun kembali memutar otak. Dicarilah zat yang memiliki efek yang lebih dahsyat dari tepung terigu. Tidak disebutkan zat apa yang pertama kali digunakan kala itu. Namun yang pasti cukup efektif menghalau massa.
Perang dunia pertama di tahun 1920 membuat aksi unjuk rasa berkurang. Namun saat perang usai, dan keadaan ekonomi membaik, aksi buruh kembali marak. Tapi rupanya, teknologi gas air mata sudah berkembang pesat. Pada saat itu kira-kira pertengahan dekade tahun 1920-an komponen utama gas air mata terbuat dari Chloroacetophenone yang disingkat menjadi CN.
Masa kejayaan CN tidak berlangsung lama. Zat dianggap terlalu berbahaya. Pada tahun 1928 telah ditemukan formula lain yang dianggap jauh lebih dahsyat. Ortho-Chlorobenzylidene Malononitrile disingkat menjadi CS, seperti inisial dengan nama penemunya Corson dan Stoughton. Zat ini sangat populer di antara pusat pengendali huru-hara kota. Dan tahun 1959 penggunaan CN sepenuhnya diganti CS karena terbukti lebih potensial dan kandungan racunnya lebih sedikit.
Setelah diganti CS, penggunaan gas air mata dengan ketat diawasi pemerintah. Yang berhak menggunakan CS hanyalah kalangan militer dan satuan pengamanan resmi. Walaupun ide pertamanya berasal dari Prancis tetapi teknologi perkembangan gas air mata telah dikuasai sepenuhnya oleh Amerika Serikat. Bahkan pada perang Vietnam, gas air mata tidak hanya digunakan untuk mebubarkan massa tetapi juga dimanfaatkan tentara Amerika untuk mengejar buruan hingga ke lubang-lubang persembunyian tentara Vietkong.
Dalam perkembangannya, gas air mata dikemas dalam berbagai bentuk hingga dapat dilepaskan melalui media yang sederhana seperti alat semprot biasa hingga melalui senjata berat. Ada pula yang dikemas menyerupai granat lempar.
Apa efek dari gas CS ini? seperti dikutip dari wikipedia.com, apabila seseorang terkena gas ini untuk waktu yang lama (lebih dari 10 menit) granat ini mampu menyebabkan lepuh pada kulit dan luka permanen pada paru-paru. Dan bagi orang yang lemah atau sudah tua, gas CS mampu menyebabkan kematian.
Namun untuk membubarkan massa, dosis kandungan CS dalam peluru yang ditembakkan tidak terlalu berbahaya. Organ tubuh yang langsung merasakan efek gas air mata adalah mata, hidung, dan mulut. Panas serasa membakar wajah, disertai pula dengan cucuran lendir, air liur, dan bersin-bersin.
Dampak berikutnya kemudian terasa sesak napas, batuk kering dan mata pedih layaknya disemprot serbuk lada. Pada waktu yang lebih lama, akan timbul rasa terbakar dan gatal pada kulit disertai sensasi geli berkepanjangan.
Di kalangan demonstran, cara efektif untuk menanggulangi efek ini adalah menggunakan odol atau pasta gigi. Efek dingin dari odol dapat mengurangi perih akibat gas air mata.
Cara lainnya dengan membasuh muka dengan air dan menyiapkan handuk atau saputangan yang telah dibasahi. Bila kondisi tubuh sehat, sensasi pada mata dan kulit akan mereda sekitar 15 hingga 30 menit kemudian.
Walaupun gas air mata dianggap tidak berbahaya, namun, efek yang ditimbulkan masih terus berbekas untuk waktu yang cukup lama, terutama pada saluran pernapasan, pencernaan, dan sistem peredaran darah. Selain itu, efek susulan yang akan timbul berupa rasa mual, mulas, dan diare. Dalam jangka waktu panjang saluran pencernaan menjadi amat rentan dan lebih sensitif.
Zat kimia yang terhirup akan masuk ke dalam sistem pernapasan dan akan memacu sistem peredaran darah serta menaikkan tekanan darah. Secara otomatis perubahan itu akan diikuti dengan meningkatnya denyut jantung.
Tidak ada terapi ampuh untuk menyembuhkan akibat yang ditimbulkan semprotan gas air mata. Cara paling jitu adalah menghindarinya. Jika Anda tahu akan terkena serangan gas air mata, sebaiknya Anda mempersiapkan diri sebaik-baiknya, agar akibat dahsyatnya paling tidak bisa dikurangi.
sejarah penggunaan gas air mata dilakukan oleh kepolisian Kota Paris, Prancis. Sekitar tahun 1909, ketika aksi unjuk rasa buruh terus marak, kepolisian Paris mencari akal bagaimana cara membubarkan massa yang terus berkumpul dan mulai bertindak anarkis.
Lalu dipilihlah tepung terigu. Oleh petugas, tepung terigu disemprotkan ke arah kerumunan massa. Kontan saja konsentrasi para pengunjuk rasa pecah. Serentak mereka berhamburan menghindar dari serbuan tepung agar mata tidak perih, kelilipan dan bersin-bersin. Para buruh sibuk mencari air, dan udara segar. Mereka tak hirau lagi akan tuntutan yang awalnya diteriakkan penuh semangat.
Pada aksi berikutnya, para buruh itu sudah kebal, mereka tidak takut lagi dengan semprotan tepung. Kepolisian Paris pun kembali memutar otak. Dicarilah zat yang memiliki efek yang lebih dahsyat dari tepung terigu. Tidak disebutkan zat apa yang pertama kali digunakan kala itu. Namun yang pasti cukup efektif menghalau massa.
Perang dunia pertama di tahun 1920 membuat aksi unjuk rasa berkurang. Namun saat perang usai, dan keadaan ekonomi membaik, aksi buruh kembali marak. Tapi rupanya, teknologi gas air mata sudah berkembang pesat. Pada saat itu kira-kira pertengahan dekade tahun 1920-an komponen utama gas air mata terbuat dari Chloroacetophenone yang disingkat menjadi CN.
Masa kejayaan CN tidak berlangsung lama. Zat dianggap terlalu berbahaya. Pada tahun 1928 telah ditemukan formula lain yang dianggap jauh lebih dahsyat. Ortho-Chlorobenzylidene Malononitrile disingkat menjadi CS, seperti inisial dengan nama penemunya Corson dan Stoughton. Zat ini sangat populer di antara pusat pengendali huru-hara kota. Dan tahun 1959 penggunaan CN sepenuhnya diganti CS karena terbukti lebih potensial dan kandungan racunnya lebih sedikit.
Setelah diganti CS, penggunaan gas air mata dengan ketat diawasi pemerintah. Yang berhak menggunakan CS hanyalah kalangan militer dan satuan pengamanan resmi. Walaupun ide pertamanya berasal dari Prancis tetapi teknologi perkembangan gas air mata telah dikuasai sepenuhnya oleh Amerika Serikat. Bahkan pada perang Vietnam, gas air mata tidak hanya digunakan untuk mebubarkan massa tetapi juga dimanfaatkan tentara Amerika untuk mengejar buruan hingga ke lubang-lubang persembunyian tentara Vietkong.
Dalam perkembangannya, gas air mata dikemas dalam berbagai bentuk hingga dapat dilepaskan melalui media yang sederhana seperti alat semprot biasa hingga melalui senjata berat. Ada pula yang dikemas menyerupai granat lempar.
Apa efek dari gas CS ini? seperti dikutip dari wikipedia.com, apabila seseorang terkena gas ini untuk waktu yang lama (lebih dari 10 menit) granat ini mampu menyebabkan lepuh pada kulit dan luka permanen pada paru-paru. Dan bagi orang yang lemah atau sudah tua, gas CS mampu menyebabkan kematian.
Namun untuk membubarkan massa, dosis kandungan CS dalam peluru yang ditembakkan tidak terlalu berbahaya. Organ tubuh yang langsung merasakan efek gas air mata adalah mata, hidung, dan mulut. Panas serasa membakar wajah, disertai pula dengan cucuran lendir, air liur, dan bersin-bersin.
Dampak berikutnya kemudian terasa sesak napas, batuk kering dan mata pedih layaknya disemprot serbuk lada. Pada waktu yang lebih lama, akan timbul rasa terbakar dan gatal pada kulit disertai sensasi geli berkepanjangan.
Di kalangan demonstran, cara efektif untuk menanggulangi efek ini adalah menggunakan odol atau pasta gigi. Efek dingin dari odol dapat mengurangi perih akibat gas air mata.
Cara lainnya dengan membasuh muka dengan air dan menyiapkan handuk atau saputangan yang telah dibasahi. Bila kondisi tubuh sehat, sensasi pada mata dan kulit akan mereda sekitar 15 hingga 30 menit kemudian.
Walaupun gas air mata dianggap tidak berbahaya, namun, efek yang ditimbulkan masih terus berbekas untuk waktu yang cukup lama, terutama pada saluran pernapasan, pencernaan, dan sistem peredaran darah. Selain itu, efek susulan yang akan timbul berupa rasa mual, mulas, dan diare. Dalam jangka waktu panjang saluran pencernaan menjadi amat rentan dan lebih sensitif.
Zat kimia yang terhirup akan masuk ke dalam sistem pernapasan dan akan memacu sistem peredaran darah serta menaikkan tekanan darah. Secara otomatis perubahan itu akan diikuti dengan meningkatnya denyut jantung.
Tidak ada terapi ampuh untuk menyembuhkan akibat yang ditimbulkan semprotan gas air mata. Cara paling jitu adalah menghindarinya. Jika Anda tahu akan terkena serangan gas air mata, sebaiknya Anda mempersiapkan diri sebaik-baiknya, agar akibat dahsyatnya paling tidak bisa dikurangi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar