6 Ikhtiar Jokowi Lawan Ancaman Banjir Jakarta
Jakarta - Ibukota mulai diguyur hujan. Gubernur DKI
Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengimbau warga Jakarta mewaspadai bahaya banjir.
Ia juga telah menyiapkan segenap cara mengantisipasi bencana tahunan itu.
Jokowi melakukan berbagai upaya untuk menangani
banjir, antara lain mencoba menghilangkan titik-titik genangan, melakukan
normalisasi dan revitalisasi kali, dan mengecek pintu air serta pompa air.
Tidak hanya itu, pria asli Solo ini pun melakukan
pengerukan saluran penghubung sungai, mengerahkan Satpol PP untuk menjaga
kolong jembatan yang kerap dijadikan tempat berteduh pemotor dan menjadi biang
kemacetan Kota Metropolitan hingga melakukan penebangan pohon-pohon yang tua
dan lapuk.
Berikut 6 ikhtiar Jokowi lawan ancaman banjir:
1. Leyapkan Titik Genangan
Hujan deras mengguyur wilayah
Jakarta dan sekitarnya melahirkan genangan air di sejumlah titik. Jokowi
mengakui potensi genangan dan banjir masih mengancam Jakarta. Pengerukan
saluran pengubung telah dilakukan, namun belum bisa menghilangkan titik banjir.
"Memang belum menghilangkan titik genangan. Sudah dikerjakan, tapi tidak
tiba-tiba hilang. Masih proses panjang," kata Jokowi di Balai Kota DKI, Jl
Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2013).
Sementara itu, akibat hujan deras hari ini, sedikitnya tercatat ada 25 titik
genangan air di seluruh wilayah Jakarta. Pendataan dilakukan oleh Pusat Kendali
Operasi (Pusdalops) Badan Pengendalian Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta.
"Genangan terjadi karena curah hujan yang tinggi. Namun saat ini sudah
mulai surut," kata Operator Pusdalops BPBD DKI Jakarta, Desmanto.
Akibat genangan air tersebut, terjadi kemacetan di sejumlah titik, terlebih
hujan berbarengan dengan waktu pulang kerja.
Desmanto mengatakan, ada 25 titik genangan akibat hujan yang turun dari sore
tadi. Ketinggian air berkisar antara 10-50 cm. Titik genangan berada di Jalan
Raya Tebet arah Pancoran setinggi 10-20 cm, Jalan Buaran Raya Duren Sawit
setingi 20-30 cm, Jalan Tanjung Mas Raya setinggi 20-30 cm, Jalan Arteri Pondok
Indah setinggi 10-20 cm, dan di depan Era Clinic Tebet setinggi 20-30 cm.
Kemudian di Jalan Pancoran arah Manggarai depan Sahid setinggi 10-20 cm, Jalan
TB Simatupang depan DPP PAN setinggi 20 cm, Jalan Karang Tengah Lebak Bulus
setinggi 20 cm, Jalan Raden Inten setinggi 20 cm, Jalan Swadarma Raya setinggi
20 cm, depan traffic light Garuda setinggi 20 cm, Jalan Pejaten Barat Raya
setinggi 30 cm, depan Villa Delima Karang Tengah Lebak Bulus setinggi 20 cm,
depan Universitas Sahid setinggi 20 cm, dan Jalan Raden Inten II setinggi 20
cm.
Genangan juga terjadi di Jalan Nangka Poltangan depan Kampus Unindra setinggi
20 cm, Jalan Raya Fatmawati arah Blok M setinggi 20 cm, Jalan Swadharma Raya
Ulujami setinggi 20-30 cm, Jalan Raya Kalimalang setinggi 10 cm, Jalan Kerja
Bakti setinggi 10 cm, Jalan Sahjarjo setinggi 10 cm, Jalan Raya Lenteng Agung
setinggi 10 cm, Jalan Bidara Cina setinggi 20 cm, Jalan Kemang Timur Duren
Bangka setinggi 50 cm, serta Jalan Kebagusan setinggi 20 cm.
2. Normalisasi dan Revitalisasi Kali
Jokowi terus mengerahkan potensi
dinas-dinasnya untuk mengantisipasi banjir dengan melakukan normalisasi dan
revitalisasi kali dan saluran air.
"Ya, banjir masih mengancam," ujar Jokowi di Balaikota DKI, Jl Medan
Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (7/11/2013).
Mantan Wali Kota Solo ini mengatakan antisipasi banjir harus dilakukan secara
menyeluruh, terutama di bagian saluran dan penampungan air.
"Yang namanya banjir, itu tergantung dari daerah di atas dan rob sehingga
belum semua tertangani. Selain itu, sungai besar yang ada di Jakarta baru empat
saja yang di normalisasi. Kemudian waduk baru depalan saja dari 30 waduk. Tapi
akan kita kejar terus, ini upaya maksimal yang sudah dilakukan," paparnya.
Menurut dia, partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam upaya antisipasi
banjir. Salah satunya, kesadaran menjaga kebersihan lingkungan.
"Kita hanya mengawali, tapi kalau tidak diteruskan oleh masyarakat
lupakan. Sudah dititipkan juga kepada lurah dan camat," kata Jokowi.
3. Keruk Saluran Penghubung Sungai
Menghadapi musim penghujan, Pemprov
DKI Jakarta melakukan berbagai upaya. Salah satunya yaitu melakukan pengerukan
di 50 saluran penghubung antar sungai dan kanal di seluruh penjuru Jakarta agar
berfungsi maksimal menampung luapan air akibat hujan.
"Pengerukan sudah dimulai di beberapa titik. Tapi hampir 90 persen
perannya ada di masyarakat. Kita hanya memotivasi agar kebersihan dilakukan oleh
masyarakat," ujar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Balaikota, Jl Medan
Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (7/11/2013).
Pengerukan banyak dilakukan menggunakan alat berat. Namun untuk saluran
penghubung yang kecil dilakukan secara manual dengan tenaga manusia. Meski
demikian pengerukan ini hanya akan mengurangi sedikit potensi banjir, masih
banyak yang harus dilakukan di lini lain.
"Yang namanya banjir, itu tergantung dari daerah di atas dan rob sehingga
belum semua tertangani. Selain itu sungai besar yang ada di Jakarta baru empat
saja yang dinormalisasi," jelasnya.
Jokowi mengatakan, dirinya telah menitikan pesan kepada aparatur bawah seperti
lurah dan camat untuk aktif mengajak masyarakat peduli terhadpa lingkungan.
"Kita hanya mengawali, tapi kalau tidak diteruskan oleh masyarakat
lupakan. Sudah dititipkan juga kepada lurah dan camat," katanya.
Pengerukan saluran penghubung dilakukan oleh Dinas Kebersihan di wilayah
masing-masing. Saluran yang dikeruk diantaranya yakni, di Jalan Utan Kayu, Kali
Cipinang, PHB Pasar Burung Matraman, PHB Kali Baru, Kali Caglak Bulaksere,
Jalan Kayu Putih, dan PHB Kali Baru Pasar Rebo.
"Di setiap wilayah ada 10 saluran penghubung yang kita keruk," kata
Jokowi.
4. Cek Seluruh Pintu Air
Jokowi sempat mengecek keadaan pompa
air Ancol yang dahulu sempat rusak. Tak ingin kecolongan di musim hujan kali
ini, Jokowi akan memeriksa langsung kondisi pintu dan pompa air.
"Akan saya cek satu-satu. Akan saya kumpulin seluruh penjaga pompanya
untuk memastikan tidak ada yang rusak," kata Jokowi di Tebet, Jakarta
Selatan, Rabu (30/10/2013).
Jakarta saat memiliki 500 pompa air. "Minggu ini akan saya cek lagi ke
penjaga pompanya langsung saya kumpulkan," terangnya.
Jokowi menginstruksikan Dinas Pekerjaan Umum agar pengerjaan pompa air harus
dirampungkan sebelum Desember.
Salah satunya, Jokowi meninjau lokasi Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan.
Kini kondisi pintu air tersebut sudah bebas dari sampah dan airnya mengalir
deras.
Jokowi tiba di Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan pukul 11.30 WIB, Jumat 8
November 2013. Jokowi yang mengenakan kemeja putih lengan panjang tersebut
langsung menuju lokasi pintu air dan melihat kondisi kali yang kini bebas dari
sampah.
"Kalau mau dibersihkan terus-menerus ya bersih," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, kondisi bersih seperti ini harus tetap dijaga. Diperlukan
peran aktif masyarakat agar kali tersebut bisa tetap bebas dari sampah.
"Kalau didiamkan sebentar saja ya kotor lagi. Tapi emang sudah bersih.
Tapi kalau kesadaran masyarakat tidak muncul, buang sampah di selokan, paling
dua minggu lagi ya kotor lagi," kata mantan Wali Kota Solo ini.
Kondisi pintu air Manggarai tersebut memang sudah terbebas dari tumpukan
sampah. Tidak terlihat lagi sampah-sampah seperti kulkas bekas, sofa, kasur,
styrefoam dan botol plastik. Aliran air juga cukup deras.
5. Satpol PP Jaga Kolong Jembatan
Luberan pemotor yang berteduh di
bawah jembatan penyeberangan atau jembatan layang saat hujan membuat macet.
Gubernur DKI Jakarta Jokowi mengutarakan solusinya.
"Nanti dijagain. Nanti akan dijagain Satpol PP," kata Jokowi saat
ditanya tentang hal itu.
Hal itu disampaikan Jokowi saat mengecek pembangunan di Taman Ismail Marzuki
(TIM), Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Kamis (31/10/2013).
Menurutnya, pemotor yang berteduh di bawah kolong jembatan sudah meresahkan
karena membuat macet.
"Itu emang udah nggak bisa (ditolerir), karena sudah bikin macet. Apalagi
sudah masuk musim penghujan," imbuh Jokowi.
6. Pohon Tua Ditebang
Setiap musim hujan ada saja pohon
yang tumbang dan menimpa kendaraan warga. Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo
sudah meminta agar pohon yang sudah tua dan rapuh ditebang.
"Saya sudah perintahkan cek semuanya. Pohon besar yang ada kemungkinan
untuk tumbang, sudah saya perintahkan untuk ditebang," kata Jokowi di
rumah batik Danar Hadi, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2013).
Namun, ia masih akan tetap mempertahankan pohon-pohon yang memiliki akar yang
kuat dan tidak berpotensi untuk tumbang.
"Tapi kalau masih kokoh, ya jangan karena buat hijauan kota,"
lanjutnya.
Akankah Pemprov DKI Jakarta mengganti kerugian warga yang kendaraannya tertimpa
pohon yang tumbang?
"Waduh, nggak ada kompensasi. Hehehe," pungkasnya.
Sumber: